Telah kuseleseikan sebuah catatan buatmu.Pak pos akan segera mengambil dan membawanya kepadamu.Aku tahu,surat ini tidak akan pernah sampai ke tanganmu.Sebab setiap lembar suratku adalah petaka.Sebuah surat tanpa alamat,tanpa kode pos,hanya sepotong tulisan pendek : "Surat untuk Rekan Agen". Aku menemukan kebingungan di mata pak pos.Kebingungan seorang penjelajah yang kehilangan arah,sementara kompas terlempar entah dimana. Aku lihat tubuhnya berkeringat ketika menerima surat itu .Surat ke 201. "Kau seharusnya menuliskan nama agar surat ini mudah dikembalikan kalau tidak sampai", kalimatnya serupa orang menghibur diri. Dan kutuliskan nama di sampul belakang : "LOTUS". :)
Aku mencoba meletakkan serpihan serpihan yang kutemukan sepanjang perjalanan dan mengaturnya serupa puzzle,mainan bongkar pasang yang pernah dibawa ibu padaku di sebuah senja yang hangat.Lubang-lubang yang tersisa tanpa penutup,merupakan bagian yang tak kupahami sampai waktu yang tak terhingga. Lubang-lubang yang mungkin tak akan pernah terisi dan tidak harus diisi.Begitu aku menafsirkan apa yang berlangsung dlm diriku. Sudah pasti sedikit rekaan disini. Tak apa,bukan? Sebab setiap jiwa pasti menyimpan sesuatu yang akan melengkapi diri,menggenapkan kekurangan,meski hanya dalam pikiran. Sesuatu yang kujalani begitu biasa,begitu sederhana.Maka kau tidak harus menyukai meski aku akan tetap bersikeras menulis. Sebab itu,kalau suratku-surat ke 201-sampai ketanganmu, bacalah, atau kau buang ke tong sampah. Itu akan lebih baik,. Jangan berpikir bahwa itu akan melukaiku.Tak.Tak akan. Karena sebenarnya aku telah melukai diriku sendiri.
Kadang aku kehilangan dirimu, manusia yang tidak pernah meninggalkan jejak apapun. Seusai pertemuan,dia menyelinap di balik daun pintu dan lenyap, begitu juga dengan kedatangan. Dia datang dan pergi dengan cara yang tak kupahami. Harapan untuk bertemu dengannya adalah mimpi terbodoh yang pernah kumiliki. Sia sia. Tapi kalau dia mau, dia akan muncul entah dari mana dan tiba-tiba duduk disampingku-menghisap rokok putih dengan cara yang sangat sederhana. Dia begitu tidak peduli. Status sosial, aku siapadan datang dari mana, omong kosong semua. Ini hidup,terimalah sebagai hidup. Dan lakukan apa yang ingin kau lakukan, apa yang kau yakini .Selesei. Sangat sederhana.
Semoga ini menjadi surat terakhir, dan telah kupasrahkan perjalanan hidup ini. Kerumitan ini dan hal hal yang tak kupahami. Kutitipkan padamu sebagian jiwa dan hatiku... bawalah, karena ini tak kan memberatkan... Mungkin bila waktunya tiba,, atau jika :"waktu itu ada untuk kita" ... jiwa dan hati ini akan bercakap-cakap ditempat yang semestinya.. Kalaupun tidak,, biarlah ini menjadi cerita dongeng paling indah disepanjang hidupku ... Tidak akan ada lagi air mata,, karena sudah seharusnya menjadi indah :D
surat terakhir??????
BalasHapusitu kakinya ukuran berapa ya???