Sabtu, 22 Oktober 2011

ORANG,TEMBOK & SILUMAN

 ....(percakapan mati pada dimensi ke-13)

tembok : ......(ini orang pasti mau ngomongin soal cinta lagi„, bosen deh dengernya…)

orang :........ Rasa apa yang ada disana?Cintakah yang selama ini kau arungi?

tembok :(rasa strowberry)

orang :aku mencintainya lebih dari yang kutahu,lebih dari yang kuharapkan.lebih dari yang mampu kutampung

tembok :nangis  lagi deh..... 


siluman:Oh Tuhan„andaikata aku dapat mengambil semua sakit yang tengah bersarang di dada itu„maka izinkan kuambil semuanya

tembok:sok baik luu„, siluman koq nyebut

orang:Dia hanya bagian dari molekul waktu.Dia datang dan pergi karena dia memang harus begitu

tembok:Bagaimana dengan dia?Apakah molekul waktu kenal cinta?…**kenape gue jd ikutan ngemeng cinte…

orang:tentu saja tidak,tembok

siluman:Yang kutahu ,waktu adalah molekul yang memiliki tekstur.Bisa dirasakan dan diminta untuk menetap.

tembok:sok tau luu„, siluman diem aj deh

siluman:lu tu yang diem„ dasar tembok…. Don’t be retard,orang„„ lalu kenapa kau memilih menyerahkan semua yang bukan hak nya?

orang:Aku hanya berusaha menyentuhnya.Tanpa perlu merangkulnya,apalagi memiliknya.Dia eksistensi terbesar yang paling samar,namun apa adanya.Rectoverso

siluman&tembok:ngomong apa diaa???…. kayak orang gila ya…


Jumat, 21 Oktober 2011

RUANG-RUANG MATI

Obrolan malam itu diakhiri dengan kabar dari negeri antah berantah.
Negeri tempat segala ruang-ruang mati yang tampak hidup.
Kabar tentang suatu kisah pada suatu tempat dan waktu yang lain.
Entah dunia yang sama„ atau hanya ulah alam bawah sadar.


Kabar buruk.
Tapi kupaksa menjadi baik.
Kupaksa untuk tidak mepercayainya.


Aku suka dengannya,.
Dan aku rasa itu tidak salah.


Tidak perlu mengabarkan tentang hari esok
.Duniaku adalah sekarang dan hari ini.
Semuanya memang berbeda„, tapi„, bukankah aku tidak pernah peduli…


 Kalaupun ada penyesalan„ ak hanya akan terdiam di sudut ruangan bersama gelap dan udara yang mati.
Bukankah kau juga mati„, sesenyap ruanganmu yang tak pernah tersentuh kehidupan>

Rabu, 19 Oktober 2011

Catatan kecil untuk sekelompok anjing kurap.

Sekarang Baru kusadari,kamu memang terlalu picik dan tidak tahu diri.Kamu juga keturunan Adam dan Hawa,punya kekurangan,tidak sempurna dan punya alat kelamin.Kamu pun punya emosi,entah nafsu atau cinta,pokoknya kamu ini sama manusianya denganku.Tapi,kamu terlalu suka mengabaikan orang lain... dan menganggap dirimu paling sempurna.

Kamu berprestasi,punya harga diri dan berkepribadian.Kamu terlalu sombong,itu pasti.Karena kamu lebih mengutamakan nama baik dan gengsimu.Impian adalah muaramu,intelektual adalah pondasi keberhasilanmu,dan bakatmu adalah kesenangan hidupmu!!Ternyata,hidup tidak cukup hanya dengan itu semua.Kamu butuh cinta,kamu butuh seseorang dan kamu butuh untuk dibutuhkan.Untuk apa punya segala hal,tapi tidak bisa berbagi dengan orang lain?Buat apa tertawa bangga pada keberhasilan diri sendiri,kalau tidak ada yang tersenyum bahagia untukmu.

..Sudah bertahun-tahun aku berusaha menerima, dan mempelajari sebuah kata, MAKLUM. Ternyata teramat sulit bagiku menerima kata tersebut. Peristiwa demi peristiwa selalu menguap ketika alarm di HP berdering , atau sengatan sinar matahari menghujam tubuhku lewat kisi-kisi kaca nako dijendela kamar dan membuat aku terpaksa harus meninggalkan mimipi. Ufh...Apalah nilai sebuah prestasi jika nurani dibunuh hanya untuk kepentingan pribadi...
Jangkriik...!! Cukup, ini harus segera ku akhiri. Stop..! jangan tanyakan kenapa ini kulakukan. 

Bukan hanya kamu saja yang pantas mendapat tepuk tangan !! Toh pada akhirnya mereka yang tidak tahu langsung bisa membaca gelagat busukmu dibalik peristiwa ini. Untung saja aku telah lama berkawan dengan batu, udara, cuaca, trapesium, segitiga, pot berwarna ungu, lidah matahari yang berwarna oranye, bahkan belati karatan yang selalu siap membantuku untuk membela ketika kalian memberikan intro dari petikan gitar yang sengaja di stem fals dan membuat serombongan muda-mudi ngakak seraya menunjuk-nunjukkan jarinya sembari teriak.."Turun...turun..!!
Sori boi...dari awal aku sudah membaca gelagatmu yang busuk. So....ini menjadi pertemuan kita yang terakhir. Aku sudah teramat malas mencium sampah dimulutmu. Ini bukan bentuk kesakitan ku. Karena aku sudah lupa akan rasa sakit. Bagiku kalian hanyalah fatamorgana....slamat tinggal ..!!

NB : Catatan kecil untuk sekelompok anjing kurap.

Sabtu, 15 Oktober 2011

SURAT UNTUK SAHABAT


Hai sahabatku,,, kemarau tahun ini sepertinya akan lama... apa kau tahu kesusahan mereka,?? Air semakin mengering,,, daun daun jati meranggas.. tanah pada sawah2 mereka sudah terbelah.tak ada padi,belalang pun mulai punah,tak mau lagi tinggal pada sawah yang sudah membatu,, "kekeringan kembali berkuasa,,, "

Aku rindu nyanyianmu,sahabat... nyanyian kala senja merapat menuju malam,kala burung kembali pulang...
Aku tak tahu harus berbuat apa,karena apapun yang kuperbuat sepertinya tidak menghasilkan apa-apa.Aku sudah bergerak dan menjauh dari kata "berdiam diri",, tapi tetap saja smua terasa tak berarti... Apa yang harus aku lakukan untuk mereka??

Sahabat... pulanglah,, sedang apa kau disana?? apa kau  tak diperbolehkan sebentar saja menengok mereka??? atau kau lupa jalan pulang?? atau kau merasa tak ada lagi tempat untuk pulang??
Aku tak ingin melihat sendiri kepedihan mereka, aku ingin mengajakmu turut serta, mencari mimpi,berjuang bersama-bersama,membagi semangat hidup dan kalau masih ada sedikit tawamu untuk menyambung tawa mereka.
Mereka hampir lupa caranya tertawa,, mereka sudah tidak kenal kata "semangat"... tak ada gunanya aku ucapkan berkali-kali di hadapan mereka...
Mereka hanya melihat keputusasaan,melihat kemiskinan yang semakin mereka ratapi...

Sahabat,,, Aku tak sepintar dirimu untuk menyemangati mereka...  Mereka hampir menyerah pada nasib,, pada takdir dan hanya berharap uluran tangan orang lain,,, mereka sudah tidak mau lagi berusaha. Sepertinya sia-sia sudah usaha kita dulu,,, mimpi-mimpi tak lagi berharga bagi mereka... Jangan salahkan mereka,karena semua yang kita lakuakn memang tidak menjamin apapun,,,

Sahabat,,, bukit-bukit itu masih saja berbatu,hanya sedikit tanah yang menyembul di permukaannya... apa kau ingat, kita pernah melaluinya bersama,,, menatap sejauh-jauhnya kedepan,, membuat keyakinan kalau suatu hari nanti tanah ini akan dapat ditanami bayam,sawi,kangkung dan teman-teman sayuran yang lain...

Sudah hampir 6 bulan,, dan kutahu kau tak akan pernah kembali ,,, seperti bukit-bukit itu yang tak kan pernah tumbuh sayuran,,, 

"sahabat,, maaf... tak ada bunga yang bisa aku taburkan di tempat peristirahatanmu,,, sekali lagi "kekeringan sedang berkuasa,tak ada bunga yg mau tumbuh,,,

-smoga kau sudah menemukan alamat yg bernama "surga"-


MINGGU BERSAMA MEREKA


Aku menulisnya bersama datangnya senja :D …
 Ini cerita tentang "belajar kesederhanaan" di hari minggu bersama mereka". Pelajaran berharga ini kudapat setiap hari minggu. Tak ada dosen,tak ada guru..... tapi mereka lebih dari sekedar dosen dan guru....
. Aku mempunyai beberapa kotak tawa yang coba kubagi pada mereka.//  Ah… sepertinya salah, bukan aku yang membagi tawa kepada mereka. Tapi mereka yang membangkitkan rasa syukurku pada hidup. Aku belajar dari mereka, tentang hal yang tidak terbaca oleh waktu, tentang nafas kehidupan mereka yang hampir lenyap di telan maut. Mereka tidak lagi menceritakan jutaan mimpi, karena baginya.. mimpi hanyalah kamuflase seperti halnya “bunga tidur”.. 
Tapi kutahu, di dalam jiwanya masih bergejolak mimpi mimpi, cita-cita ,harap,dan keinginan seperti halnya makhluk makhluk normal. Tapi mereka hanya menceritakan satu harapan padaku. Satu mimpi yang selalu mereka lafalkan di setiap hembusan nafas.  ”MENGHIRUP OKSIGEN ALAM” seperti makhluk lainnya. Bukan dengan tabung dan selang yang terselip di hidungnya. Begitu sederhananya mimpi itu. Begitu simple„ tapi susah payah mereka mencoba mendaptkannya. 
Kepada Tuhan kekasih sejatiku„ tolong jaga aku„ jangan sampai aku menyakiti sesamaku… dan ijinkan mereka menghirup oksigenMU … lebih lama lagi… dan lama.. 

Jumat, 14 Oktober 2011

Sepatu Putih & IBU


Ini pagi kesekian kalinya :) .Matahari pagi meyambutku seperti sahabat lama.Cerah dan ceria. Tak ada kicauan burung,memang sudah bukan jamannya lagi burung berkicau di pagi hari. Kicauan burung hanyalah cerita masa lalu seperti halnya cerita Dinosaurus.

Aku berjongkok di depan pintu,, sibuk membuat simpul pada tali sepatu putihku.// Ah,, sepatu ini sudah tidak putih lagi. 8 bulan yang lalu, aku membelinya pada kios kecil di pinggir jalan.Harganya 60 ribu. Terlalu murah dan murahan  untuk ukuran anak "gaholl dan fungkeh" . Tapi terlalu mahal untuk ukuran "pencari kayu bakar". Sekarang warnanya sudah cokelat kehitaman, tapi aku masih suka menjulukinya "sepatu putih " :D . Keadaannya pun sudah tidak seutuh dulu.. ada beberapa bagian yang koyak, tapi masih nyaman untuk kukenakan.

Kukencangkan tali talinya,.. dan pada saat tali-tali itu tertarik, aku merasa dejavu. Pikiranku melayang jauh. Puluhan kilometer dari tempat ini. Menjelajah jalan raya, gang gang kecil,jalanan kampung, dan akhirnya sampai pada sebuah rumah sederhana . Tak ada kemewahan di dalamnya, tapi disana,tinggal manusia manusia special, yang kepadanya aku bisa kembali kapan saja.

Bayanganku berhenti pada sosok perempuan penuh kasih, dengan tatapan matanya yang meneduhkan. Kepadanya ,aku biasa memanggilnya "IBU".Dialah sosok yang mengandungku dan membuatku ada.Tak ada penjelasan yang lebih lagi, tapi dia sangatlah special.

Tanpa sengaja sepatu ini mengingatkanku padanya.
Beberapa waktu yang lalu,ketika aku pulang... ketika aku berjongkok hendak melepas sepatu putihku ini, beliau menyambutku... ikut berjongkok di depanku dan membantuku melepas simpul simpul tali sepatuku.

Dengan penuh kasih dia berkata..
"Kau selalu suka membuat simpul simpul yang rumit,nak... sehingga kau selalu kesulitan untuk melepasnya."  
Aku mendongak, memperhatikan mukanya yang begitu serius membantuku melepaskan simpul simpul tali sepatu putihku.

"Aku sengaja membuatnya rumit, ibu. Agar aku tidak ada niat untuk berhenti,melepas sepatu dan  menghentikan perjalananku :D ". 
//Kutahu dia pasti gelisah mendengar jawaban anak perempuannya yang tak pernah bisa diam terlalu lama.

"Ibu sudah lupa,nak ... kapan terakhir kali membelikanmu sepatu.. Mungkin waktu kamu TK,SD, atau SMP. Kalau yang terakhir,, ibu tidak yakin." 

Aku tak menyahut,hanya diam menyimak....hingga, beliau melanjutkan...

"Nak,..saat ibu melihatmu, Ibu merasa, Ibu tidak punya peran apa-apa dalam perjalanan hidupmu. Tidak juga Ayahmu. Ibu sama sekali tidak melihat diri ibu di dalam dirimu. Ibu juga tidak melihat diri Ayah di dalam dirimu.Sejak kecil,kau selalu berusaha sendiri untuk mewujudkan keinginanmu.Termasuk membeli sepatu warna putih..."

...../// ada jeda, dan entah kenapa ... aku merasa sedih.... ///....

"Ibu masih ingat betul,waktu itu... kau masih duduk di kelas 1 SMP. Kau selalu terlambat pulang, bukan terlambat... lebih tepatnya pulang terlalu larut. Tidak sewajarnya anak SMP pulang jam 7 malam. Saat itu,Ayah dan Ibu memarahimu habis-habisan. Ibu sampai menjewer kupingmu,..  tapi kau tetap juga ngeyel. Kau tetap saja pulang terlalu larut...  Sampai pada akhirnya, Ayah dan Ibu berniat untuk mengawasimu secara diam-diam.
Ayah dan Ibu membuntutimu... hingga kau berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan ... Ibu masih ingat betul nama warung itu."Warung Soto Sido Mampir"... 
Kau melepas baju putihmu dan menggantinya dengan kaos rumahan... tapi kau tetap mengenakan rok birumu.//
Ayah dan Ibu melihatmu dari seberang jalan. Kau berjongkok dan sibuk mencuci piring piring kotor bekas makan orang."

...// ada jeda lagi... dan dejavu ku bertumpukan...// 

"Apa kau tahu, nak... betapa hancurnya hati Ibu saat itu...  "

...// Kembali jeda... dan dadaku sesak...//

"Kau terlihat kaget waktu itu, tapi dengan cepat kau menguasai diri dan tersenyum dengan manis pada Ayah Ibumu yang sedang shock.... 'Ayah,Ibu... aku hanya ingin membeli sepasang sepatu berwarna putih,, maka dari itu aku bekerja disini' :D ..Begitulah ucapmu waktu itu... tanpa beban".

"Ibu tak tahu harus berkata apa.Ibu memilih pulang dan meninggalkanmu di warung soto itu. Ibu menangis di sepanjang jalan. Kau telah menyakiti hati Ibu dan Ayah... Kenapa kau tidak pernah meminta? Kenapa kau harus bekerja?"

...//aku menikmati jedaku... tetap diam dan menyimak... sambil sesekali mengusap sudut mata... jangan sampai ada airmata menetes... anakmu ini terlalu gengsi untuk menangis di depanmu...//
.....// Dejavu berkurang satu... kembali pada waktu itu... waktu melepas sepatu....//

"Anakku,... apa kau tidak merasa lelah? Apa yang sebenarnya kau cari? Tidak sadarkah anakku,, kau hanya mengulur-ulur masa depan. Ibu ingin sekali melihatmu memakai seragam putih-putih itu lagi, bekErja di Rumah Sakit... dan pulang kerumah,, kemudian membagi cerita untuk keluargamu ini... Kau terlihat lebih cantik dan feminim saat memakai seragam itu ,nak....."

...//Kali ini aku tersenyum,mengambil sepatu putih yang sudah kecoklatan dari tangan lembutnya dan menaruhnya di rak. Aku mencium tangannya,lalu pipinya... aku tak akan menjawabnya secara lisan,, aku hanya akan menjawabnya dalam hati.... karena aku tak ingin berdebat denganmu, ibuku sayang....//

..."Ibu,...sebenarnya aku lelah,tapi aku bukan anakmu, kalau mengakuinya begitu saja dihadapanmu. Aku akan terus menampakkan semangatku di hadapanmu... :D
Aku tidak mencari apapun ,ibuku sayang... Tapi aku ingin menemukan sesuatu. Aku ingin menjadi penemu, bukan menjadi pencari. Dan seandainya ibu tahu,seandainya ibu tidak keberatan... Akan kuceritakan padamu berupa rupa pengalaman dan penemuan penemuanku.
Ibu,,, aku selalu menemukan hal hal baru, pelajaran pelajaran baru ... yang bisa menjadikanku "manusia".  
Ibu salah ,kalau beranggapan tidak berperan banyak dalam hidupku. Ayah dan Ibu adalah inspirasi terbesar dalam perjalananku. Kalian adalah hadiah terbijak dan terindah yang diberikan TUHAN untukku....:)"

....// Semoga kau mendengar kata hatiku... ibu...///

"Nak,...lain kali belilah sepatu berwarna hitam... agar warnanya tidak cepat kotor...."... 

.................................................................................................................

"Aku lebih suka sepatu berwarna putih... bu   :D. Karena aku bisa melukiskan bermacam jejak dan petualangan disana. Aku suka jika sepatu itu berubah warna. Itu adalah warna pengalamanku,ibu  :) . Warna perjalanan hidupku... ^_^

"Bukankah Ibu pernah bilang kepadaku--- "Bayi yang baru lahir itu seperti kertas putih yang belum ditulisi apa-apa.... Dan saat kembali kepada -NYA nanti... kertas itu tidak harus selalau kembali putih... KIta bisa memberinya warna yang baik, tulisan yang indah ,dan coretan coretan yang menyenangkan. "..----

"Seperti itu juga yang terjadi dengan sepatu putihku ini.... tidak semua yang menggoresnya adalah hal hal buruk... Banyak kebaikan disana... sepatu ini... saksi perjalananku,,, ibu  :D"

....// Dejavu itu perlahan hilang... kembali pada waktu ini... dan aku harus segera beranjak.... menemukan mimpi baru dan pelajaran yang baru...//

Ibu... Ayah..... "perjalanan ini untuk kalian----Izinkan aku untuk hidup,,, dari kegigihan yang pernah kau lakukan....."

..Membingkai sinar - di sebuah desa yg hilang...


Hai kawan,lihatlah ke depan.. ada begitu banyak warna..seakan pelangi turun memayungi langkah kita.Ada yang bilang warna warni itu indah dan pertanda baik.Memang sekarang yg ada hanya abu2... tapi lihatlah di depan itu... dan mari kita mendekat. Jalannya memang tidak  mudah... banyak ranjau ,bebatuan juga jurang2... mungkin diantara kita akan ada yg menyerah..lalu mati.Entah kamu,dia atau mereka.... kalau aku,,, tak kan kubiarkan diriku mati konyol.Tapi kalau memang harus mati...mati ku tak kan sia-sia.Paling tidak ak sudah mencobanya dan mengajak kalian merangkak menuju warna. Kuyakin tak kan pernah ada yang sia-sia untuk perjuangan2 yang telah kita lewatkan.Bukankah hidup adalah perjuangan. Perjuangan untuk orang -orang seperti kita agar mencapai level yang lebih baik.  Bukankah hidup ini memang punya misi. Kita harus mengambil peran dan menjalankan misi itu sebaik mungkin.

Kalian pasti lelah. Tapi yakinlah... roda selalu berputar. Tidak usah mengharap mereka yg berdiri pada gedung2 . Atau tidak usah berharap pada orang2 yg mengaku wakil kalian. Tidak usah berharap pada pemimpin negeri.karena aku tak yakin,Negeri ini masih ada.

Kalian ingin beristirahat sejenak? Istirahatlah.... meskipun tak ada tempat yg disebut layak untuk beristirahat di ruang abu2 ini. Tapi,istirahat tak hanya dengan duduk diam,bukan??

Mari ikut dgnku,, mari ikut berjalan dan terus menunduk... lihat kebawah... meski kutahu kalian dibawah... tp yakinlah... dibawah2 sana masih ada yg lebih bawah lagi... Lalu,mari perlahan kita mengangkat kepala... Lihat yang diatas kita... dan tersenyumlah... meskipun sulit... tapi senyum itu bisa menyulut sedikit energi untuk kita bisa berjalan lebih cepat...dan sedikit berlari menuju warna...

Aku sebenarnya masih ingin disini.. ingin bersama kalian.. bergandengan tangan untuk melangkah menuju warna.. Tapi ada yang masih harus kubingkai... Ada yang masih harus kuperbaiki pada warna abu-abuku... 

Aku menyayangi kalian semua.. sekaligus sangat menyayangi mimpi2 dan perjuangan ini.. sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari perjuangan kalian... 
Tanpa kalian sadari... Aku sudah belajar banyak dr hidup kalian.... Mari kita berjuang bersama..meski dengan jalan yg berbeda...