Ini pagi kesekian kalinya :) .Matahari pagi meyambutku seperti sahabat lama.Cerah dan ceria. Tak ada kicauan burung,memang sudah bukan jamannya lagi burung berkicau di pagi hari. Kicauan burung hanyalah cerita masa lalu seperti halnya cerita Dinosaurus.
Aku berjongkok di depan pintu,, sibuk membuat simpul pada tali sepatu putihku.// Ah,, sepatu ini sudah tidak putih lagi. 8 bulan yang lalu, aku membelinya pada kios kecil di pinggir jalan.Harganya 60 ribu. Terlalu murah dan murahan untuk ukuran anak "gaholl dan fungkeh" . Tapi terlalu mahal untuk ukuran "pencari kayu bakar". Sekarang warnanya sudah cokelat kehitaman, tapi aku masih suka menjulukinya "sepatu putih " :D . Keadaannya pun sudah tidak seutuh dulu.. ada beberapa bagian yang koyak, tapi masih nyaman untuk kukenakan.
Kukencangkan tali talinya,.. dan pada saat tali-tali itu tertarik, aku merasa dejavu. Pikiranku melayang jauh. Puluhan kilometer dari tempat ini. Menjelajah jalan raya, gang gang kecil,jalanan kampung, dan akhirnya sampai pada sebuah rumah sederhana . Tak ada kemewahan di dalamnya, tapi disana,tinggal manusia manusia special, yang kepadanya aku bisa kembali kapan saja.
Bayanganku berhenti pada sosok perempuan penuh kasih, dengan tatapan matanya yang meneduhkan. Kepadanya ,aku biasa memanggilnya "IBU".Dialah sosok yang mengandungku dan membuatku ada.Tak ada penjelasan yang lebih lagi, tapi dia sangatlah special.
Tanpa sengaja sepatu ini mengingatkanku padanya.
Beberapa waktu yang lalu,ketika aku pulang... ketika aku berjongkok hendak melepas sepatu putihku ini, beliau menyambutku... ikut berjongkok di depanku dan membantuku melepas simpul simpul tali sepatuku.
Dengan penuh kasih dia berkata..
"Kau selalu suka membuat simpul simpul yang rumit,nak... sehingga kau selalu kesulitan untuk melepasnya."
Aku mendongak, memperhatikan mukanya yang begitu serius membantuku melepaskan simpul simpul tali sepatu putihku.
"Aku sengaja membuatnya rumit, ibu. Agar aku tidak ada niat untuk berhenti,melepas sepatu dan menghentikan perjalananku :D ".
//Kutahu dia pasti gelisah mendengar jawaban anak perempuannya yang tak pernah bisa diam terlalu lama.
"Ibu sudah lupa,nak ... kapan terakhir kali membelikanmu sepatu.. Mungkin waktu kamu TK,SD, atau SMP. Kalau yang terakhir,, ibu tidak yakin."
Aku tak menyahut,hanya diam menyimak....hingga, beliau melanjutkan...
"Nak,..saat ibu melihatmu, Ibu merasa, Ibu tidak punya peran apa-apa dalam perjalanan hidupmu. Tidak juga Ayahmu. Ibu sama sekali tidak melihat diri ibu di dalam dirimu. Ibu juga tidak melihat diri Ayah di dalam dirimu.Sejak kecil,kau selalu berusaha sendiri untuk mewujudkan keinginanmu.Termasuk membeli sepatu warna putih..."
...../// ada jeda, dan entah kenapa ... aku merasa sedih.... ///....
"Ibu masih ingat betul,waktu itu... kau masih duduk di kelas 1 SMP. Kau selalu terlambat pulang, bukan terlambat... lebih tepatnya pulang terlalu larut. Tidak sewajarnya anak SMP pulang jam 7 malam. Saat itu,Ayah dan Ibu memarahimu habis-habisan. Ibu sampai menjewer kupingmu,.. tapi kau tetap juga ngeyel. Kau tetap saja pulang terlalu larut... Sampai pada akhirnya, Ayah dan Ibu berniat untuk mengawasimu secara diam-diam.
Ayah dan Ibu membuntutimu... hingga kau berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan ... Ibu masih ingat betul nama warung itu."Warung Soto Sido Mampir"...
Kau melepas baju putihmu dan menggantinya dengan kaos rumahan... tapi kau tetap mengenakan rok birumu.//
Ayah dan Ibu melihatmu dari seberang jalan. Kau berjongkok dan sibuk mencuci piring piring kotor bekas makan orang."
...// ada jeda lagi... dan dejavu ku bertumpukan...//
"Apa kau tahu, nak... betapa hancurnya hati Ibu saat itu... "
...// Kembali jeda... dan dadaku sesak...//
"Kau terlihat kaget waktu itu, tapi dengan cepat kau menguasai diri dan tersenyum dengan manis pada Ayah Ibumu yang sedang shock.... 'Ayah,Ibu... aku hanya ingin membeli sepasang sepatu berwarna putih,, maka dari itu aku bekerja disini' :D ..Begitulah ucapmu waktu itu... tanpa beban".
"Ibu tak tahu harus berkata apa.Ibu memilih pulang dan meninggalkanmu di warung soto itu. Ibu menangis di sepanjang jalan. Kau telah menyakiti hati Ibu dan Ayah... Kenapa kau tidak pernah meminta? Kenapa kau harus bekerja?"
...//aku menikmati jedaku... tetap diam dan menyimak... sambil sesekali mengusap sudut mata... jangan sampai ada airmata menetes... anakmu ini terlalu gengsi untuk menangis di depanmu...//
.....// Dejavu berkurang satu... kembali pada waktu itu... waktu melepas sepatu....//
"Anakku,... apa kau tidak merasa lelah? Apa yang sebenarnya kau cari? Tidak sadarkah anakku,, kau hanya mengulur-ulur masa depan. Ibu ingin sekali melihatmu memakai seragam putih-putih itu lagi, bekErja di Rumah Sakit... dan pulang kerumah,, kemudian membagi cerita untuk keluargamu ini... Kau terlihat lebih cantik dan feminim saat memakai seragam itu ,nak....."
...//Kali ini aku tersenyum,mengambil sepatu putih yang sudah kecoklatan dari tangan lembutnya dan menaruhnya di rak. Aku mencium tangannya,lalu pipinya... aku tak akan menjawabnya secara lisan,, aku hanya akan menjawabnya dalam hati.... karena aku tak ingin berdebat denganmu, ibuku sayang....//
..."Ibu,...sebenarnya aku lelah,tapi aku bukan anakmu, kalau mengakuinya begitu saja dihadapanmu. Aku akan terus menampakkan semangatku di hadapanmu... :D
Aku tidak mencari apapun ,ibuku sayang... Tapi aku ingin menemukan sesuatu. Aku ingin menjadi penemu, bukan menjadi pencari. Dan seandainya ibu tahu,seandainya ibu tidak keberatan... Akan kuceritakan padamu berupa rupa pengalaman dan penemuan penemuanku.
Ibu,,, aku selalu menemukan hal hal baru, pelajaran pelajaran baru ... yang bisa menjadikanku "manusia".
Ibu salah ,kalau beranggapan tidak berperan banyak dalam hidupku. Ayah dan Ibu adalah inspirasi terbesar dalam perjalananku. Kalian adalah hadiah terbijak dan terindah yang diberikan TUHAN untukku....:)"
....// Semoga kau mendengar kata hatiku... ibu...///
"Nak,...lain kali belilah sepatu berwarna hitam... agar warnanya tidak cepat kotor...."...
.................................................................................................................
"Aku lebih suka sepatu berwarna putih... bu :D. Karena aku bisa melukiskan bermacam jejak dan petualangan disana. Aku suka jika sepatu itu berubah warna. Itu adalah warna pengalamanku,ibu :) . Warna perjalanan hidupku... ^_^
"Bukankah Ibu pernah bilang kepadaku--- "Bayi yang baru lahir itu seperti kertas putih yang belum ditulisi apa-apa.... Dan saat kembali kepada -NYA nanti... kertas itu tidak harus selalau kembali putih... KIta bisa memberinya warna yang baik, tulisan yang indah ,dan coretan coretan yang menyenangkan. "..----
"Seperti itu juga yang terjadi dengan sepatu putihku ini.... tidak semua yang menggoresnya adalah hal hal buruk... Banyak kebaikan disana... sepatu ini... saksi perjalananku,,, ibu :D"
....// Dejavu itu perlahan hilang... kembali pada waktu ini... dan aku harus segera beranjak.... menemukan mimpi baru dan pelajaran yang baru...//
Ibu... Ayah..... "perjalanan ini untuk kalian----Izinkan aku untuk hidup,,, dari kegigihan yang pernah kau lakukan....."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar